Perintis new.com Mesuji Lampung Dinas Sosial kabupaten Mesuji enggan memberikan komentar terkait telor busuk yang di bagikan penyedia untuk Bantuan sosial (BANSOS) untuk masyarakat yang terdampak Covid 19.
Ketika di konfirmasi melalu hp kepala Dinas sosial Gunarso, tidak menjawab pertanyaan, siapakah yang bertanggung jawab terkait adanya temuan telor busuk yang di bagikan ke masyarakat, Apakah tanggung jawab penyedia ataupun Dinas terkait. “Silahkan tanya ke Pejabat pembuat komitmen (PPK) “ucapnya melalui pesan WhatsApp pada 17/7/20.
Di tempat yang berbeda, Heri johan selaku PPK pengadaan Bansos, saat di hubungi dengan keadaan Nomer tidak bisa di hubungi.
“Sebelumnya permasalahan Dana Covid di kabupaten mesuji, Inspektorat akan memanggil Dinas Terkait,(Dinas Sosial) berserta penyedia barang kalau memang kenyataannya di lapangan seperti itu banyak telor busuk dan beras tidak layak komsumsi. “Ucap Edison kepala Inspektorat kabupaten mesuji pada waktu lalu 13/7/20.
“Jangan sampai keluarga penerimaan manfaat (KPM) kecewa atas bantuan yang di berikan oleh pemerintah daerah akibat kelalaian penyedia barang, karena itu menjadi sudah menjadi hak mereka masyarakat dengan menerima barang yang layak.
“Masih jelasnya Edison, kalau kawan – kawan media punya data yang Ril bukan Hoax tolong sampaikan ke kami, Pasti kami Proses. karena memang tugas dan kewajiban kita semua untuk mengawasi semuanya “jangan sampai diterima dan di tanda tangani kalau barang tidak sesuai. “Ungkap
” Diketahui sebanyak 20 ribu paket bantuan yang di bagi menjadi 2 tahap untuk masyarakat di kabupaten Mesuji yang terdampak Covid 19 dengan anggaran sebesar Rp. 6.320.000.000 hal pun menjadi keluhan kepala Desa yang harus bertanggung jawab atas barang yang tidak sesaui banyak telor yang busuk, dengan membuat surat peryataan kepada Dinas Sosial kabupaten mesuji, dengan tanda bukti sudah di terima dengan keadaan barang utuh, yang menjadi pertanyaan kami, “siapa yang bertanggung jawab atas barang yang rusak ini, seperti telor, dan ada beberapa kilo beras yang sudah tidak bisa di konsumsi. “Ucapnya salah satu kepala desa yang enggan di sebutkan namanya kepala perintis new.com Lampung pada 12/7/30 (fer)