Bertahan Hidup dengan Jual Lidi, Masyarakat Kuala Mesuji Lampung

Warga Nelayan Kuala Mesuji Bertahan Hidup dengan Lidi

 PERINTISMESUJI , LAMPUNG – Dengan masih berlangsungnya pandemi wabah Covid-19 ini, ditambah lagi tingkat perekonomian yang kian hari tampak makin menurun, masyarakat nelayan di RK lima Kuala Mesuji mengeluh saat dibincangi wartawan. Kamis (29/4/21).

Pasalnya hasil tangkap nelayan tradisional di perkampungan setempat drastis menurun dalam setiap tahunnya. Hal ini disebabkan oleh tercemarnya air sungai Mesuji oleh limbah industri yang mengalir di sepanjang tahunnya.

“Limbah yang mencemari air sungai Mesuji juga berdampak pada hasil tangkap kami. Terkadang kami temui banyak ikan yang mabuk bahkan mati mengapung di sungai,” ungkap sejumlah warga nelayan kepada awak media, Rabu, 28 April 2021.

Menurut dia, untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, mayoritas nelayan di RK lima terpaksa mengayunkan parang menebang pucuk nipah untuk diolah menjadi lidi.

“Lumayanlah dik, tinimbang nggak ada kerjaan, kami di sini mengambil pucuk nipah untuk dijual. Pucuk pucuk nipah itu kami ambil di sepanjang bantaran sungai ini, ” Kata mereka sambil menunjuk ke arah rimbunnya pepohonan nipah yang tumbuh di bantaran sungai.

Pucuk – pucuk nipah tersebut sebelum dijual, di raut terlebih dahulu untuk mendapatkan lidinya. Kemudian lidi-lidi yang sudah terkumpul bersih dijemur kurang lebih 2 hari, baru bisa dijual ke pengepul.

“Lidi-lidi yang sudah kering dihargai Rp. 4000/kg. Kami sangat berharap kepada pemerintah untuk mencari solusi atas dinamika permasalahan pencaharian kami, setidaknya ada program peningkatan taraf hidup untuk kami nelayan di RK lima Kuala Mesuji, ” Pungkasnya.Darsah.(GRI-GROP)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.